Untuk memenuhi Tugas dengan mata kuliah manajemen proyek dan resiko saya disuruh untuk merangkum sebuah buku dengan Identitas buku sebagai berikut :
Organisasi Matriks Merupakan gabungan dari organisasi proyek
fungsional dan murni. Organisasi matriks adalah organisasi proyek murni yang
melekat pada divisi fungsional pada organisasi induk.
Judul buku : Manajemen Proyek :
Konsep dan Implementasi
Penulis : Budi Santosa
Penerbit : Graha Ilmu
Adapun bab-bab yang disuruh untuk merangkum yaitu Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 5, Bab 6, Bab 9, Bab 12, Bab 13. berikut rangkumannya :
BAB
I
Konsep
dan Pengertian
Dari bab ini yang dapat saya rangkum adalah sebagai
berikut :
1. Proyek adalah sebuah rangkaian aktifitas
unik yang saling terkait untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilakukan
dalam periode waktu tertentu.
2.
Manajemen
proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), Keterampilan (skills), alat (tools)
dan teknik (techniques) dalam aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
proyek. Manajemen proyek dilaksanakan melalui aplikasi dan integrasi tahapan proses
manajeman proyek yaitu initiating, planning, executing, monitoring dan controlling
serta akhirnya closing keseluruhan proses proyek tersebut.
3.
Ada bermacam-macam
timbulnya ide proyek, sebagai berikut :
a. Dari Klien langsung ke Konsultan/kontraktor
b. Karena ada tawaran dana
c. Lewat proses lelang
d. Dari dalam perusahaan sendiri
e. Melalui penawaran
4.
Keberhasilan
manajemen proyek bisa dikatakan sukses jika memenuhi syarat berikut:
a. Dalam waktu yang dialokasikan
b. Dalam biaya yang dianggarkan
c. Pada performansi atau spesifikasi
yang ditentukan
d. Diterima kustomer
e. Dengan perubahan lingkup pekerjaan
minimum yang disetujui
f. Tanpa mengganggu aliran pekerjaan
utama organisasi
g. Tanpa merubah budaya(positif)
perusahaan
5.
Ukuran proyek
bisa dilihat dari :
a. Jumlah kegiatan
b. Besarnya biaya
c. Jumlah tenaga kerja
d. Waktu yang diperlukan
6. Stakeholder suatu proyek adalah pihak-pihak,
individu ataupun organisasi yang secara aktif terlibat dalam proyek atau yang
mempunyai interest yang terpengaruh, baik postif maupun negatif atas terlaksananya
proyek.
BAB
II
Siklus
Hidup Proyek
Dari baba ini yang dapat saya rangkum ialah, sebagai
berikut :
1. Di sebuah proyek sangat membutuhkan
cara manajemen yang baik. manajemen di perlukan di karenakan proyek pasti akan berkembang
dan memiliki tahapan-tahapan tertentu pada perkembangannya. Ada 6 tahapan
siklus untuk perkembangan produksi sebagai berikut :
a. Riset dan Pengembangan (R&D) : Yaitu
tahap produk yang ingin dipasarkan dengan masyarakat dan menentukan pembuatan
model dan desain untuk produk tersebut.
b. Pengenalan Pasar : Yaitu kita
mendistribusikan produk tersebut dan melihat tanggapan masyarakat.
c. Tumbuh : Yaitu adanya peningkatan
pembelian produk tersebut oleh masyarakat.
d. Matang : Yaitu produk sudah mecapai
batas maksimal dan Perusahaan menjaga agar batas tersebut berlangsung lama
karena sudah tidak bisa penambahan produk tersebut.
e. Penurunan : Setelah tahap matang
berakhir, maka penjualan produk akan menurun.
f. Mati : Ini merupakan tahapan
terkahir karena sudak tidak ada lagi masyarakat yang beli produk tersebut dan
produk tersebut sudah tidak diproduksi kembali.
2. Ada 4 tahapan proyek sebagai berikut
:
a. Tahap Konsepsi : Pada tahapan
ini terbagi menjadi dua bagian yaitu : Inisiasi Proyek dan Kelayakan Proyek.
Inisiasi proyek adalah sebagai titik lahirnya suatu ide proyek. Lahirnya ide
proyek ada karena adanya masalah,dan dengan masalah itu kita mulai mencari
solusi untuk menyelesaikannya. Sedangkan kelayakan proyek adalah proses
investigasi terhadap masalah dan mengembangkan solusi secara lebih detail
apakah penyelesaian masalah itu cukup menguntungkan secara ekonomis dan
bermanfaat.
b. Tahap Perencanaan : Tahap
perencanaan dalam siklus hidup proyek akan meliputi kegiatan: penyiapan rencana
proyek secara detail dan penentuan spesifikasi proyek secara rinci. Isi rencana
proyek biasanya terdiri dari:
1. Jadwal pekerjaan .
2. Anggaran dan sistem pengendalian
biaya.
3. Work Breakdown Structure secara
rinci.
4. Bagian-bagian yang berisiko
tinggi dan cukup sulit dan rencana tentang
pengatasan kemungkinan-kemungkinan yang akan
muncul.
5. Rencana sumberdaya manusia dan
pemakaian sumberdaya lain.
6. Rencana pengujian hasil
proyek.
7. Rencana dokumentasi.
8. Rencana peninjauan pekerjaan.
9. Rencana pelaksanaan hasil proyek.
c. Tahap Eksekusi : Tahap ini campur
tangan user sudah sangat kecil, pengambilan keputusan lebih banyak di tangan
pelaksana proyek.
d. Tahap Operasi : Proyek dianggap
selesai jika pelaksana proyek telah memberikan kepada user. Setelah itu user
menjalankan proyek tersebut.
BAB
III
Siklus
Hidup Proyek
Dari bab ini yang dapat saya rangkum ialah sebagai
berikut :
1. Secara
umum terdapat berberapa struktur penyusunan organisasi yaitu : berdasarkan produk,
berdasarkan lokasi, berdasarkan proses, berdasarkan pelanggan, berdasarkan
fungsi.
2.
Organisasi proyek sebagai Fungsional.
Organisasi fungsional membagi departemennya
berdasarkan fungsi-fungsi yang dilakukan bagian yang ada. Di sini kita mengenal
fungsi pemasaran, fungsi personalia, fungsi produksi, fungsi keuangan dan
sebagainya, bergantung pada kebutuhan perusahaan untuk menangani pekerjaannya.
Kelebihan organisasi fungsional :
a.
Adanya
fleksibilitas yang tinggi dalam penggunaan staf/karyawan.
b.
Orang-orang
dengan keahlian tertentu bisa ditugaskan di banyak proyek yang berbeda.
c.
Orang-orang
dengan keahlian yang berbeda dapat dikelompokkan dalam satu grup untuk
membagikan pengetahuan dan pengalaman yang mereka punya dalam menyelesaikan
sebuah masalah.
d.
Divisi
fungsional bisa menjadi pokok kelangsungan teknologi bila ada seseorang yang
keluar dari proyek atau sebuah organisasi.
e.
Divisi
fungsional mempunyai jalur-jalur karir kedepan yang baik bagi mereka yang mempunyai
keahlian tertentu.
Kelemahan dari Organisasi Fungsional
:
a.
Klien tidak
menjadi perhatian utama dari aktivitas yang dilakukan orang-orang yang terlibat
proyek.
b.
Divisi
fungsional cenderung berorientasi pada aktivitas- aktivitas khusus yang sesuai
dengan fungsinya.
c.
Dalam proyek
yang diorganisasi secara fungsional ini tidak ada individu yang diberi tanggung
jawab penuh untuk mengurus proyek.
3. Organisasi
Proyek Murni adalah
organisasi yang ada dalam staf teknis, administrasi yang terpisah dan ikatan
dengan organisasi induk hanya dalam bentuk laporan kemajuan atau kegagalan
secara periodik. Organisasi ini mengerjakan tugas administrasi, keuangan,
personalia dan prosedur kontrol secara detail.
BAB
V
Perencanaan
Proyek
Dari bab ini yang dapat saya rangkum adalah sebagai
berikut :
1.
Penentuan apa yang akan dikerjakan ini merupakan
fungsi dari perencanaan(planning). Perencanaan merupakan hal sangat penting
dalam manajemen proyek.
2.
Alasan-Alasan yang mendasari perencanaan, sebagai
berikut :
a. untuk menghilangkan dan mengurangi ketidakpastian
b. untuk memperbaiki efisiensi operasi
c. untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang
tujuan proyek
c. untuk memberikan dasar bagi pekerjaan monitoring
dan pengendalian
3. Tahap-Tahap
Perencanaan Proyek setelah kontrak proyek ditandatangani, maka pekerjaan proyek
harus memberi wewenang dengan melakukan perancanaan, berikut langkah-langkah
perencanaannya :
a. Penentuan Tujuan-tujuan royek
dan kebutuhan-kebutuhannya.
b. Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang
diperlukan untuk mencapai tujuan proyek haruslah diuraikan dan didaftar.
c. Organisasi proyek dirancang
untuk menentukan departemen-departemen yang ada, subkontraktor yang diperlukan
dan manajer-manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas pekerjaan yang
ada.
d. Jadwal untuk setiap aktivitas
pekerjaan dibuat, yang memperlihatkan waktu tiap aktivitas, waktu mulai dan batas selesai serta
milestone.
e. Sebuah rencana anggaran dan
sumberdaya yang dibutuhkan dipersiapkan.
f. Estimasi mengenai waktu, biaya
dan performansi penyelesaian proyek.
4. Rencana
Induk Proyek
Tujuan pembuatan rencana adalah
untuk memberikan petunjuk kepada manajer dan tim proyek selama siklus hidup
proyek, untuk memberitahukan mengenai sumberdaya apa yang diperlukan, kapan dan berapa
besar biaya yang dikeluarkan, dan memungkinkan mereka mengukur kemajuan yang telah
dibuat dan keterlambatan yang terjadi, selanjutnya apa yang perlu dilakukan untuk
mengejar ketertinggalan itu.
Rencana induk proyek berisi :
a. deskripsi proyek : mendeskripsikan asal-usul dan
latar belakang lahirnya proyek.
b. Manajemen dan organisasi : mengenai orrganisasi dan
porsonel yang dibutuhkan. Yang isinya meliputi : manajemen proyek dan
organisasi, kebutuhan orang, training dan pengembangan.
c. bagian teknis : mengenai aktivitas utama proyek,
waktu, dan biaya. Yang termasuk dalam bagian ini adalah : rincian pekerjaan,
jadwal proyek, anggaran dan dukungan keuangan, testing, dokumentasi,
implementasi, recana peninjauan pekerjaan, justifikasi ekonomi.
5.
Alat-Alat perencanaan yang digunakan dalam perencanaan
ialah :
a. Work breakdown structure (WBS) : menguraikan pekerjaan proyek menjadi pekerjaan-pekerjaan
kecil yang secara operasional mudah dilaksanakan.
b. Matriks Tanggung jawab : untuk menentukan
organisasi proyek, orang-orang kunci dan tanggung jawabnya.
c. Gantt charts : untuk menunjukkan jadwal induk
proyek dan jadwal pekerjaan secara detail.
d. jaringan kerja : untuk memperlihatkan urutan
pekerjaan, kapan dimulai dan kapan selesai proyeknya.
BAB
VI
Penjadwalan
Proyek
Yang saya rangkum dari bab ini adalah sebagai
berikut :
1. Diagram
perencanaan dan penjadwalan
Yang pertam dikembangkan dalam
perencanaan dan penjadwalan adalah Gantt charts. Dimana gantt charts
memperlihatkan hubungan antara aktivitas dan waktu pengerjaannya.
Berikut tabel Gantt Charts proyek
perancangan dan implementasi SPC(statitical process control) :
1. Project
Evaluation and Review Technique(PERT) : metode ini pertama kali digunakan dalam
sistem Rudal Polaris di Angkatan Laut Amerika Serikat. PERT digunakan untuk
proyek-proyek yang baru dilaksanakan untuk pertama kali, dimana estimasi waktu
lebih ditekankan dari pada biayanya.
2. Ciri
utama PERT adalah adanya tiga perkiraan waktu
:
a. waktu optimis : waktu minimum dalam suatu
kegiatan, dimana segala sesuatu akan berjalan baik, sangat kecil kemungkinan
kegiatan selesai sebelum waktu ini.
b.
waktu paling mungkin : waktu norml untuk menyelesaikan kegiatan. Waktu ini
paling sering terjadi seandainya kegiatannya bisa diulang.
c.
waktu pesimis : waktu maksiml yang diperlukan suatu kegiatan, situasi
ini terjadi bila nasib buruk terjadi.
BAB
IX
Pengendalian
Proyek
Berikut rangkuman bab 9 :
1. Proses
pengendalian proyek ini adalah hal yang sangat penting, dimana rencana yang
bagus tanpa dibarengin dengan pengendalian yang sangat baik sangat mungkin
tidak akan menghasilkan output yang bagus dalam hal jadwal, biaya, dan
performansi.
2. Perbedaan
antara perencanaan dan pengendalian, sebagai berikut
a. perencanaan berkonsentrasi pada
:
- penetapan arah dan tujuan
- pengalokasian sumber daya
- pengatispasian masalah
- pemberian motivasi kepada para
partisipan untuk mencapai tujuan.
b. pengendalian berkonsentrai pada :
- pengendalian pekerjaan kearah
tujuan
- penggunaan secara efektif
sumberdaya yang ada
- perbaikan/koreksi masalah
- pemberian imbalan pencapaian
tujuan
3. Langkah-langkah
dalam pengendalian yaitu:
a. menentukan standar performansi
sesuatu yang akan dikendalikan. Standar ini bisa berupa spesifikasi teknik,
biaya yang dianggarkan, jadwal, dan kebutuhan sumberdaya.
b. membandingkan antara performansi
aktual dan performansi standar hasil pekerjaan dan pengeluaran yang sudah
terjadi dibandingkan dengan jadwal, biaya dan spesifikasi performansi yang
direncanakan.
c. melakukan tindakan koreksi, bila
performansi aktual secara segnifikan menyimpang dari yang direncanakan tindakan
koreksi perlu dilakukan. Tindakan koreksi bisa berupa perubahan pekerjaan,
standar dan rencana diubah atau penambah sumberdaya.
4. Pengendalian
internal & eksternal. Pendalian internal mengacu pada tindakan pengendalian
yang didasarkan pada standar yang berasal dari sistem kontraknya. Sedangkan pengendalian
eksternal didasarkan pada prosedur tambahan yang ditetapkan oleh pihak klien
atau user.
Pengendalian tradisional
: pengukuran performasi pekerjaan yang didasarkan pada perbandingan biaya yang
dianggarkan dengan biaya aktual.
BAB
XII
Mengelolah
Konflik Dalam Proyek
Rangkuman dari bab 12 adalah sebagai berikut :
1. Munculnya
konflik biasanyadidasari dalam adanya perbedaan opini, apalagi untuk organisasi
proyek yang sering dibentuk jika ada proyek aru.
2. Manfaat
adanya konflik antara lain :
a. bisa menghasilkan ide baru yang
lebih baik
b. memacu orang untuk menemukan
pendekatan-pendekatan baru dalam menyelesaikan masalah
c. memunculkan masalah lama ke
permukaan dan kesepkatan tentang adanya masalah tersebut.
d. memacu orang untuk menjelaskan
pandangannya
e. menyebabkan tekanan yang akan menstimulasi
perhatian dan kreatifitas seseorang
f. memberikan kesempatan kepada
seseorang untuk menguji kapasitas kemampuannya.
3. Sumber-sumber konflik yang sering muncul dalam
pelaksanaan proyek :
a. penjadwalan proyek
b. prioritas proyek
c. alokasi tenaga kerja
d. masalah teknis
e. prosedur administrasi
f. perbedaan inter personal
g. biaya
h. peralatan dan fasilitas
4. Ada
beberapa Pemecah konfilk sebagai berikut :
a. konfontrasi : menghadapi masalah
konflik secara langsung.
b. kompromi : dengan kompromi
diharapkan semua pihak akan mendapat tingkat kepuasan tertentu.
c. mengurangi tingkat kepentingan
ketidaksepakatan/akomudasi : cara ini dilakukan dengan menganggap
ketidaksepakatan yang terjadi tidak pernah ada, berusaha untuk mengecilkan
perbedaan yang ada dan menekankan kepentingan yang sama, sebelum
ketidaksepakatan ini keluar dari proporsi yang seharusnya.
d. menggunakan kekusaan : cara
pengatasan konflik dengan menggunakan kekuasaan sehingga terjadi kondisi
menang-kalah.
e. Menghindar : cara ini dianggap sebagai solusi sementara
untuk sebuah persoalan konflik.
BAB
XIII
Manajemen
Resiko Proyek
Dalam bab ini yang saya rangkum adalah sebagai
berikut :
1. Resiko
merupakan kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan konsekuensi dari kejadian tersebut,
dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu konsekuensi untuk satu
kejadian, dan konsekuensi bisa merupakan hal yang positif maupun negatif.
2.
Manajemen Resiko
pada dasarnya adalah proses menyeluruh yang dilengkapi dengan alat, teknik, dan
sains yang diperlukan untuk mengenali, mengukur, dan mengelola risiko secara lebih
transparan.
3.
Risiko
proyek (project risk) adalah suatu peristiwa (event) atau kondisi yang tidak pasti
(uncertaint), jika terjadi mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada tujuan proyek. Sua tu risiko
mempunyai penyebab, dan jika terjadi, membawa konsekuensi atau impak.
4. Toleransi
terhadap resiko
Ada beberapa perilaku orang, individu atau tim
dalam menghadapi resiko. Ada 3 tipenya dalam menghadapi resiko tersebut :
a. penghindar resiko (risk avoider)
b. netral
c. pencari resiko
5. Proses
yang dilalui dalam manajemen resiko ialah :
a. perencanaan manajemen resiko
b. identifikasi resiko
c. analisis resiko kualitatif
d. analisis resiko kuantitatif
e. perencanaan respon resiko
f. pengendalian dan monitoring resiko
DAFTAR PUSTAKA
Budi Santosa, 2009, Manajemen Proyek : Konsep dan Implementasi, Yogyakarta : Graha Ilmu
Nama : Reky Frans
Kelas : 3kb07
NPM. : 25115738
Komentar
Posting Komentar